Konsep Keluarga Muslim dan Fungsinya Dalam Perkembangan Peradaban
Islam adalah agama yang hanif, lembut, tegas, dan fleksibel. Dalam aturan agama Islam terdapat banyak pembahasan tentang hidup rumah tangga. Keluarga dalam biduk rumah tangga memiliki banyak hal yang perlu dibahas. Salah satunya, tentang pendidikan agama anak. Dewasa ini, kita menyaksikan banyak kejadian-kejadian ganjil yang menimpa putra-putri kita di Tanah Air. Tak jauh dari hal negatif, seperti tawuran antarpelajar, hubungan di luar nikah, pergaulan bebas, dan bahkan pengaruh narkotika yang berbahaya.
Hal-hal dan perilaku negatif tersebut perlu dicegah.
Pencegahan yang kondusif dan yang paling utama dilakukan adalah dari keluarga.
Keluarga yang baik dan terarah adalah keluarga yang mampu menjadi penawar di
saat ada masalah. Keluarga yang harmonis akan mampu mendamaikan hati anggota
keluarga dari segala hiruk pikuknya dunia. Keluarga adalah tiang utama dalam
menjalani kehidupan sehari-hari. Berawal dari keluargalah lahirnya kita ke
dunia atas izin Allah swt.
Jadi, kehidupan keluarga harus selalu dilandasi ajaran Islam
agar cahaya Islam bisa menjadi petunjuk dalam kehidupan keluarga yang mengarah
kepada hal yang positif dan menghindari hal yang negatif. Dalam Islam kita
mengenal konsep pernikahan sakinah (kedamaian), mawaddah (tenteram), warahmah
(kasih sayang). Tujuan ini yang ingin dicari dalam sebuah rumah tangga. Dengan
tercapainya konsep ini, maka rumah tangga yang harmonis dan bahagia
berlandaskan syariat Allah akan mudah dijalani.
Dengan demikian, segala efek negatif yang
ditimbulkan/diperoleh dari luar dapat disaring dalam rumah melalui konsep
keluarga dalam Islam. Pengaruh-pengaruh yang tidak baik akan mudah dihindari
jika keluarga sudah kuat pondasi agamanya. Sudah mengakar kuat keimanan bagi
anggota keluarga kepada Allah swt dan sunnah Rasul. Sebuah keluarga mestilah
menjadi pusat pendidikan agama pertama dalam menjalani hari-hari dan
aktivitasnya.
Suami sebagai kepala keluarga memimpin rumah tangga dengan
tegas dan bijak, bukan dengan kasar dan tak tentu arah. Seorang istri mestilah
menjadi pendidik pertama bagi anak-anaknya, mengajarkan dan mendidik dengan benar
dan baik serta lembut. Mampu mencuri hati anak-anaknya agar mentaatinya dalam
hal kebaikan.
Dalam Islam sudah ditentukan kewajiban-kewajiban tersendiri
baik bagi suami maupun istri, dituntut untuk melaksakan peranannya masing-masing,
sehingga dengan begitu bangunan pernikahan akan berjalan dengan baik. Dalam
rangka mewujudkan rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah. Kewajiban suami
adalah menafkahi istri dan anak-anaknya. Pengertian menafkahi dalam arti luas
tidak hanya dalam bentuk materi berupa harta saja, tapi juga pendidikan agama.
Seorang suami wajib mendidik dan mengarahkan istri dan
anak-anaknya untuk terus menaati perintah Allah swt dan anjuran Rasul saw serta
melarang dengan tegas segala yang dilarang Allah swt dan Rasul saw. Suami atau
ayah bukan hanya sebagai mesin ATM yang mengirim uang untuk biaya belanja,
pendidikan, dan kebutuhan lainnya. Tapi lebih dari itu, juga sebagai penyelaras
kehidupan keluarga antara kehidupan dunia dan akhirat keluarganya menjadi
seimbang. Memberi ilmu dan membimbing keluarga, yakni istri dan anak-anak agar
tidak menjadi orang yang lemah agamanya.
Seorang istri pun wajib mengingatkan suaminya dengan
perkataan yang santun jika terdapat kesalahan yang dilakukan oleh suaminya.
Semestinya suami istri saling menasehati jika terdapat kesalahan yang tidak
disukai tentu dengan perkataan yang ma’ruf. Karena sebagai manusia, kita harus
senantiasa mengkoreksi diri sendiri terlebih dahulu dan jika terdapat kesalahan
pada pasangan alangkah baiknya kita nasehat-menasehati dengan perkataan yang
baik.
Fungsi keluarga menurut Islam sebagai berikut:
1. Keluarga sebagai tempat berteduh (ma’wah) artinya adalah
keluarga, sebagai rumah untuk pulang, melepaskan penat dan keluh kesah serta
memberikan tempat ternyaman dalam berumah tangga
2. Keluarga sebagai tempat pendidikan (tarbiyah) artinya adalah
keluarga, terutama orang tua, sebagai sekolah pertama untuk anak-anaknya. Orang
tua memberikan contoh yang baik bagi anak-anaknya, sebelum anak-anaknya
bersosialisasi ke dunia luar
3. Keluarga sebagai penerus keturunan artinya adalah pernikahan
ditujukan untuk menyatukan kedua insan yang saling mencintai, sesuai dengan
ajaran islam. Setelah itu, dari pernikahan ini diharapkan menghasilkan
keturunan, untuk meneruskan silsilah keluarga dan peradaban islam.
4. Keluarga sebagai pelindung bagi anggota keluarganya artinya
adalah keluarga, sebagai pelindung untuk anggota keluarga yang lain.
5. Keluarga sebagai markas kecil perjuangan Islam artinya adalah,
keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat. Dalam memperjuangkan islam,
lebih baik dimulai dari unit yang terkecil lebih dahulu. Membentuk keluarga
yang sesuai dengan konsep islam, lalu mengajarkan ajaran islam ke yang lainnya.
Berdasarkan hal diatas konsep keluarga islam sangatlah diperlukan. Peradaban semakin maju dan berkembang. Semua hal menjadi canggih dan mudah dilakukan. Manusia menjadi dimudahkan dalam segala pekerjaan. Pemikiran-pemikiran manusia, terbuka bebas. Banyak manusia yang cerdas dan sukses, tetapi memiliki akhlak yang minim. Konsep-konsep keluarga islam, memberikan perdamaian dan keteraturan dalam rumah tangga serta berusaha memberikan keturunan yang cerdas dan berakhlak terpuji.
Komentar
Posting Komentar